Senin, 18 Agustus 2014

Hovercraft

Unknown | 22.44
Hovercraft adalah suatu kendaraan yang berjalan diatas bantalan udara (air cushion). Bantalan udara tersebut ditimbulkan dengan cara meniupkan udara ke ruang bawah hovercraft (plenum chamber) melalui skir (sekat yang lentur) sehingga tekanan udara didalam plenum chamber lebih tinggi daripada tekanan udara luar sehingga timbul gaya angkat. Untuk menggerakkan hovercraft, digunakan gaya dorong yang diperoleh dari propeller seperti pada pesawat udara. Gambar 1 berikut, menunjukkan prinsip kerja hovercraft. Gaya angkat hovercraft bekerja pada penampang yang luas, sehingga tekanan terhadap tanah atau air (ground pressure) yang ditimbulkan tidak besar. Dengan demikian kendaraan ini dapat berjalan diatas lumpur, air maupun daratan dengan membawa beban yang cukup berat. Karena tidak adanya kontak langsung antara hovercraft dan daratan (air), maka hambatan yang terjadi kecil sehingga hovercraft dapat melaju dengan kecepatan  tinggi.


Melihat kemampuan teknisnya, penggunaan hovercraft dapat memberikan beberapa keuntungan.     Kendaraan ini hampir tidak terpengaruh oleh kondisi tanah (air) dibawahnya, seperti perairan dangkal, laut berkarang dan perairan berarus deras dapat dilintasi dengan mudah. Hovercraft dapat melintasi rintangan keras sampai setinggi 0,5 m atau lebih tanpa kesulitan berarti. Hovercraft dengan sifat amfibinya maka tidak diperlukan prasana pelabuhan khusus atau dapat mendarat dimana saja sebagai contoh di pantai.
Terdapat 3 (tiga) komponen utama dari hovercraft, sebagai berikut :
  1. Hull yakni badan hovercraft yang dapat dibuat dari marine alluminium, fiber glass, dsb. serta dibuat kedap air.   Rongga di dalam hull diisi dengan polyurethane foam yang membuat hovercraft tetap mengapung jika terjadi kebocoran pada hull. 
  2.  Skirt yaitu bagian hovercraft yang berfungsi untuk menahan udara dibawah hovercraft agar tidak mudah keluar.   Skirt terbuat dari tekstil yang dilapisi karet untuk menjaga agar udara tetap berada di dalam ruang dibawah hull. 
          Prinsip Kerja pada Hovercraft
Gaya angkat pada hovercraft atau hover berasal dari udara yang bertekanan ke permukaan kendaraan. permukaan angkat didefinisikan oleh panjang (L) dan lebar (B) dari mesin atau dengan diameter hovercraft pada putaran awal.

L/B ≤ 2 dari standar mesin


Panjang merupakan dimensi penting bagi hovercraft kecil kemungkin adalah salah satu cara termudah untuk mengklasifikasikan berbagai mesin. lebar biasanya dibatasi oleh transportasi jalan raya.

Hal – hal yang akan dilakukan untuk merancang body havorcraft :


  1. Tentukan parameter peran (termasuk payload, kinerja, apapun khusus  persyaratan).
  2. Membuat perkiraan berat awal (aturan berdasarkan pengalaman menggunakan).
  3. Pilih dimensi. 
  4. Memperkirakan powering dan kinerja.
  5. Periksa standar, aturan dan peraturan.
  6. Bandingkan dengan hovercraft yang ada sesuai.
  7. Mulai desain optimasi melalui analisis rinci 


Menentukan beban total pada hovercraft
 
                                           Dimana :


W, = fl(Lc,Bc,H,Ne,R,pc,...)  

Note : W adalah berat total hovercraft, Wi berat berbagai subsistem, Lc, Bc, H panjang bantal, balok dan tinggi dari hovercraft dan Ne, R, Pc tenaga mesin, jangkauan hovercraft dan masing-masing tekanan bantalan

Dengan ini sebagai titik awal, untuk menentukan jumlah dimensi dasar untuk hovercraft seperti , Lc, Bc dan Pc yaitu :




Setelah perancang telah mencatatkan parameter yang keluar, desain di simpan, untuk memperkirakan komponen ini dengan mengacu pada proses sebelumnya. Contohnya adalah data yang disajikan dalam tabel bab ini. Perlu dicatat bahwa data ini berdasarkan pada hovercraft sebelumnya, mereka harus dianggap sebagai titik awal dalam desain sebenarnya kemudian Data akhirnya akan dibandingkan .



Jumat, 20 September 2013

Sistem Navigasi di Kapal

Unknown | 11.56
NAVIGATION SYSTEM
    Sistem navigasi adalah suatu sistem yang memungkinkan awak kapal untuk mengetahui secara akurat tentang arah, letak/ posisi dari kapal itu sendiri, obyek/ target tertentu (disekitarnya, baik ditinjau dari berbagai kedudukan) diatas permukaan maupun dibawah permukaan air laut. Adapun macam peralatan navigasi yang sering digunakan di Kapal misalnya peta, kompas, echo sounder, RADAR (Radio Detection and Ranging), RDF (Radio Direction Finder), Decca and Leran-C Navigation System, dan lain-lain.


PETA dan KOMPAS, Kedua macam peralatan ini merupakan peralatan konvensional yang penting dan utama serta akan selalu ditemui pada semua jenis kapal. Adapun persyaratan tentang kompas menurut Biro Klasifikasi Indonesia ialah :
Gyrocompass Indoor


  1. Setiap kompas magnetic harus distandarisasi dan di-adjust/ disesuaikan terlebih dahulu, dan table atau kurva daripada sudut penyimpangan sisa yang dibentuk oleh kompas harus ada setiap saat (Directional Chart).
  2. Selain itu untuk kapal-kapal bertonase 150 ton atau lebih harus dilengkapi dengan :

  • Sebuah kompas magnetic standard
  • Sebuah kompas magnetik Kemudi, Apabila informasi terdahulu yang diberikan kompas standard tidak sesuai dengan yang dikehendaki, maka harus tersedia kompas magnetic kemudi yang dapa dibaca dengan jelas oleh operator pada posisi kemudi utama.
  • Peralatan komunikasi yang memadai antara posisi kompas standart dan posisi normal control navigasi.

ECHO SOUNDER, ialah peralatan yang digunakan untuk menentukan, mengukur kedalaman laut. Hal ini didapatkan bilamana kecepatan suara pada medium gelombang (air/ air laut) diketahui dan jangka waktu yang dibutuhkan oleh gelombang suara dari awal transmisi sampai pada saat penerimaan gema yang dipantulkan oleh dasar laut juga terukur, maka kedalaman laut dapat ditentukan. Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :



   Untuk meniadakan kebutuhan akan pencatat waktu dan untuk memudahkan peralatan dari pencatat jejak rambatan gelombang, dipakai sebuah ‘rotating stylus’ yang dapat secara otomatis menghentikan transmisi gelombang suara pada saat gelombang tersebut mencapai ‘zero depth’ (permukaan air) dan sinyal gelombang yang telah dikuatkan oleh amplifier akan mengakibatkan tanda/ titik-titik yang berkelanjutan yang menyatakan bentuk dasar laut yang tergambarkan pada kertas perekam.
   
Prinsip Kerja Echo Sounder
    Selain menyajikan data yang terekam dalam bentuk grafik yang menyatakan bentuk dasar laut, data tersebut juga dapat disajikan dalam bentuk digital baik dalam satuan meter, fathom (1,828meter) dan feet (0,305meter).
       Dalam Akurasi data yang terekam untuk mengatasi bahaya yang tidak dapat dihindari ketika memfasekan skala jangkauan, semua skala jangkauan harus dimulai dari nol. Walaupun demikian, perhatian harus diberikan daengan memakai peralatan konvensional untuk menyakinkan bahwa kedalaman yang sesungguhnyalah yang disajikan, dengan selalu memulai dari ‘zero depth’ ke skala yang lebih dalam ketika menyusuri dasar laut dan tidak hanya mencari pemantulan pada kedalaman yang telah diperkirakan.

     Data mengenai kedalaman air laut yang terekam oleh Echo Sounder sebenarnya mulai dihitung dari bawah transducer bukan diukur dari permukaan air laut. ‘Zero Depth’ yang dimaksud ialah hasil ukur tepat dibawah transducer. Pada beberapa echo sounder ditambahkan peralatan yang dapat memberikan data mengenai draft/ sarat kapal pada saat transmisi sampai dengan penerimaan kembali pulsa yang terkirim. Selain itu sebelum dilakukan transmisi dan perhitungan dari data yang terekam oleh echo sounder, dilakukan koreksi terlebih dahulu terhadap ketinggian air pasang saat itu. Sehingga kedalaman sesungguhnya dapat disimpulkan sebagai hasil perjumlahan dari kedalaman yang terukur oleh echo sounder dan draft kapal (ketinggian air pasang).
Akurasi kedalam laut

          Selain itu yang perlu diperhatikan adalah perubahan cepat rambat gelombang suara pada air laut, karena hal ini juga dipengaruhi oleh kadar garam yang terkandung dalam air laut, temperature, dan tekanan air laut. Oleh karena itu perhitungan/ penentuan cepat rambat gelombang suara harus dilakukan secara cermat dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut diatas agar akurasi pengukuran dapat dioptimalkan.


RADAR (Radio Detection and Ranging), Sistem RADAR ialah peralatan yang digunakan untuk mendeteksi obyek-obyek diatas permukaan air laut. Hal ini dengan memancarkan energy gelombang melalui pemancaran atau transmisi gelombang radio pada suatu target tertentu, dimana energy gelombang tersebut akan dipancarkan kembali oleh sasaran tersebut ke antena pemancar sehingga sasaran/ target dapat diketahui.

      Dengan memperhitungkan interval antara pulsa-pulsa yang dipancarkan dengan yang diterima maka jarak obyek terhadap pemancar dapat diukur. Antena pemancar tersebut dapat mentransmisikan gelombang radio dengan pengarahan yang baik menggunakan dua arah utama, yakni :
  1. Arah horizontal relatif terhadap antena disebut ‘azimut’. Dimana besar sudut pengarahan pada arah/ bidang ini sangat kecil, hanya beberapa derajat saja.
  2. Arah vertical ralatif terhadap bidang horizontal disebut ‘arah elevasi’, pada arah ini biasanya sudut pengarahan cukup besar, yang mengakibatkan sinyal pantul yang diterima cukup besar sudutnya.
Pada dasarnya sistem RADAR terdiri dari 3 unit utama yaitu transmitter, receiver,dan display.

Transmitter / Pemancar
      Unit ini membangkitkan pulsa-pulsa pendek yang sangat kuat dari energy gelombang radio. Semua sistem radar untuk kapal biasa (non-kapal perang) dioperasikan menggunakan ‘X-band’ dengan panjang gelombang 3cm atau dalam ‘S-band’ dengan panjang gelombang 10cm. Dalam Frekuensi antara 9.3 -9,5 GHz untuk ‘X-band’ dan 2,9-3,1 GHz untuk ‘S-Band’ dengan selang waktu pemancaran antara 0,25-50 mikro detik dan banyaknya pulsa yang dipancarkan dalam waktu satu detik berkisar antara 500-3500 pulsa. Dimana dengan jumlah tersebut dikenal dengan sebutan ‘pulse repetition frequency’ (FRP). Pulsa-pulsa tersebut disesuaikan dengan skala jangkauan yang dikehendaki untuk skala jangkauan yang lebih jauh mempergunakan pulsa-pulsa yang lebih panjang.

Receiver / Penerima
      Unit ini berfungsi untuk menerima pantulan gelombang radio/ pulsa-pulsa yang ditangkap oleh antenna, untuk kemudian diproses dan disinkronisasikan lalu dikirimkan ke layar untuk ditampilkan. Diantara transmitter dan receiver terdapat alat penggabung yang memisahkan alat penerima yang sensitive dari pemancar pulsa yang yang berdaya tinggi kemudian menghubungkan antenna ke alat pemisah tersebut pada selang waktu antara pulsa-pulsa yang dipancarkan.

Display / Layar
      Keistimewaan dan karakteristik dari layar radar ini adalah memiliki layar bundar dengan tabung sinar katoda yang dilapisi fosfor. Dimana tabung katoda tersebut bekerja dengan suatu titik cahaya electron yang bergerak horizontal. Pergerakan titik cahaya electron ini disamakan dengan frekuensi dari pulse-pulse yang dipancarkan, kemudian pulse-pulse yang dikirim dan diterima ini akan menyimpangkan gerakan titik cahaya electron secara vertical, sehingga didapatkan gambaran tiap pulsa pada layar tersebut. 

     Gambaran tiap pulse tersebut akan membentuk titik yang begerak dari pusat layar menuju ke tepi layar dengan durasi sekitar 150 mikrodetik, sehingga yang Nampak pada layar hanyalah seperti garis yang selalu berputar dengan pusat rotasi di tengah layar. Pemantulan gelombang dengan kecepatan yang sama akan membentuk suatu titik yang lebih jelas dan terang pada koordinat dimana sasaran tersebut berada.

Contoh Tampilan RADAR
Secara garis besar, penampakan pada layar radar memiliki karakteristik sebagai berikut :
  • Setiap garis yang berputar sebenarnya merupakan titik cahaya electron yang disimpangkan oleh pemancaran pulsa yang sangat cepat.
  • Kecepatan titik pada layar sebanding dengan kecepatan pulsa yang dipancarkan dengan skala jangkauan sebagai konstanta pembandingnya.
  • Gelombang pantulan dengan kecepatan yang sama akan membentuk suatu titik yang lebih terang yang begerak dari tepi layar ke pusat layar pada koordinat posisi sasaran.
    Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa jarak antara target dengan antenna pemancar merupakan hasil kalibrasi dari waktu tunda dengan kecepatan pemancaran pulse-pulse radio, dimana waktu tunda adalah waktu total yang dibutuhkan oleh pulse pada saat ditransmisikan menuju sasaran sampai kembali lagi ke antena pemancar.

RDF (Radio Direction Finder), Sistem RDF ialah peralatan navigasi elektronik yang pertama kali digunakan. Walaupun kurang terkenal karena akurasinya yang rendah, sistem ini menggunakan peralatan yang ralatif murah dengan konsep yang sederhana dan juga tersedia stasiun pemancar pantai di seluruh dunia (dikarenakan sistem ini hanya akan berfungsi bila ada kontak dengan stasiun pemancar di darat). Sistem ini bekerja menggunakan sebuah pesawat penerima dengan sepasang antenna bundar (parabola) yang dapat menerima kontak dengan stasiun pemancar yang posisinya telah dideteksi pada peta navigasi. Dengan mengulangi hubungan dengan stasiun pemancar lainnya, maka terbentuk serangkaian koordinat posisi yang telah diinformasikan oleh beberapa stasiun pemancar, sehingga dapat diketahui posisi kapal saat itu. 
RDF Display

     Sistem ini dioperasikan mengikuti langkah-langkah berikut ini :
  1. Mengetahui posisi kedudukan dari stasiun-stasiun pemancar yang akan dihubungi dengan menggunakan/ membaca pada peta navigasi, untuk menjamin agar posisi yang diinformasikan oleh stasiun-stasiun pemancar tersebut akan saling berpotongan.
  2. Menyelaraskan peralatan dengan menggunakan frekuensi yang tepat dan sesuai dengan stasiun pemancar yang akan dihubungi.
  3. Menyatukan dua kedudukan relative yang telah diinformasikan stasiun pemancar, sehingga akan membentuk daerah perpotongan yang menunjukkan posisi kapal tersebut.
  4. Mengulangi kontak dengan stasiun pemancar sedikitnya dua kali lagi.

DECCA navigation system
Decca and Loran-C Navigation System, Kedua sistem ini bekerja berdasarkan prinsip hiperbolik. Pada sistem navigasi Decca proses pengukuran didasarkan pada perbedaan fase (compared in phase). Dimana fase dari suatu frekuensi pembawa gelombang radio dari suatu gelombang permukaan bumi diperlambat 3600 pada setiap satu panjang gelombang dari pemancar. Bilamana dua stasiun pemancar yang tetap posisinya memancarkan gelombang pembawa dengan frekuensi yang sama dan saling terkait fasenya, maka pada posisi yang berjarak sama dengan kedua stasiun pemancar, sinyal yang diterima memiliki fase yang sama pula. Apabila setiap posisi yang berjarak sama tersebut dihubungkan, akan membentuk lintasan hiperbola. Pada rangkaian sistem ini terdiri dari dari satu stasiun pemancar utama (Master) dan tiga stasiun pemancar cabang (Slave).

LORAN-C navigation system
       Sedangkan pada sistem navigasi Loran-C pengukuran didasarkan pada waktu dating pulse (pulse arrival time). Dimana stasiun-stasiun pemancar yang tetap posisinya dipasang secara berpasangan, salah satu dari stasiun
tersebut memancarkan dengan frekuensi tertentu, yang kemudian diterima oleh stasiun lainnya dari pasangan ini. Stasiun kedua kemudian memancarkan pulse frekuensi yang sama dengan stasiun pertama setelah selang waktu tertentu. kemudian akan didapatkan sejumlah posisi dimana kedua pulse yang dipancarkan akan ditangkap dengan perbedaan waktu yang tetap, sehingga menunjukkan perbedaan jarak yang tetap pula apabila kedudukan-kedudukan tersebut dihubungkan akan membentuk lintasan hiperbola. Pada umumnya sistem ini terdiri dari satu stasiun pengawas (Master) dengan dua pasangan dan menggunakan dua stasiun cabang (slave) yang berjarak 320-480km satu sama lain dalam frekuensi 2 MHz.

Sistem Komunikasi di Kapal

Unknown | 11.41
COMMUNICATION SYSTEM


    Sistem komunikasi di Kapal tidak hanya mempergunakan kode-kode internasional saja seperti kode morse, kode bendera (Sympahore) dan lampu-lampu navigasi yang hanya dipergunakan pada saat tertentu saja. Saat ini , komunikasi di Kapal, antar kapal, maupun antara kapal dengan stasiun pemancar di darat mempergunakan radio.

     Radio komunikasi yang dipergunakan di Kapal tidak berbeda dengan di daratan. Sinyal yang dipancarkan oleh transmitter, kemudian dipantulkan oleh salah satu lapisan atmosfir bumi yang memantulkannya ke pesawat penerima/ receiver. Dalam era modern ini, peranan dari atmosfir dapat digantikan oleh satelit komunikasi yang menangkap sinyal yang dipancarkan oleh transmitter untuk kemudian dipancarkan ulang kembali menuju ke pesawat penerima. Penggunaan satelit ini sangat efisien, karena satelit tidak dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang tidak menentu. Untuk memudahkan pemakaian jasa satelit dalam komunikasi pelayaran, dibuat penyeragaman kode-kode pada keadaan bahaya dan yang penting berhubungan dengan keselamatan pada saat berlayar (Safety Of Life at Sea/ SOLAS Code) dengan menggunakan International Maritime Satelite Organization (INMAR-SAT).

     Adapun beberapa macam komunikasi mempergunakan radio, sebagai berikut :
  1. Komunikasi Pasif ; Dimana pesawat radio yang digunakan hanya terdiri dari pesawat penerima/ receiver saja. Hal ini mengakibatkan radio hanya dapat difungsikan untuk mendengarkan laporan cuaca dari stasiun pemancar di sekitar kawasan itu.
  2. Komunikasi Aktif ; Dimana pesawat radio yang digunakan selain dilengkapi dengan receiver, juga dilengkapi dengan transmitter. Hal ini memungkinkan untuk berkomunikasi dua arah dengan stasiun pemancar maupun dalam berkomunikasi antar kapal serta mengirimkan keadaan bahaya (S.O.S)
    Adapun peralatan komunikasi yang biasa dipergunakan di Kapal yaitu : Wireless Telegraph, Radio telephon, Telex.

Wireless Telegraph
  
Wireless Telegraph
   Sistem ini merupakan sistem yang pertama kali dipergunakan delam sistem radio komunikasi di lautan. Dengan menggunakan HF dan MF band, sistem ini perlu didukung oleh stasiun-stasiun di kawasan pantai. Hal ini mengakibatkan penyampaian informasi dengan menggunakan media ini kurang begitu diminati, karena kalah cepat dengan penyampaian informasi via satelit yang berkembang sangat pesat akhir-akhir ini.

Radio Telephone

FURUNO Radio Telephone
    Peralatan ini menggunakan frekuensi VHF, HF, MF dan satelit-band. Radio VHF memiliki jangkauan yang terbatas tetapi relative bersih dari kehilangan suara maupun gangguan suara lainnya. Sedangkan untuk mengatasi keterbatasan jangkauan dapat diantisipasi dengan mengakses ke jaringan telefon internasional maupun via satelit. Sedangkan Radio HF dan MF dipergunakan untuk komunikasi dengan jarak yang lebih jauh.

Telex

NAVTEX Radio Telex
Peralatan ini menggunakan frekuensi HF, MF dan satelit-band. Pesan yang akan dikirim dituliskan dalam suatu terminal untuk kemudian dikirimkan dengan gelombang berfrekuensi HF, MF maupun satelit-band sebagai gelombang pembawa untuk kemudian dipancarkan via satelit menuju ke penerima dan akan tertulis seperti aslinya secara otomatis. Penyampaian informasi dengan menggunakan peralatan ini hampir melebihi penyampaian info lewat radio.

Pengantar Sistem Komunikasi - Navigasi Kelautan

Unknown | 11.31
OVERVIEW

    Seperti yang telah kita ketahui bersama, bahwa terdapat regulasi untuk setiap kapal terutama kapal-kapal bertonase lebih dari 150, mutlak diperlengkapi dengan berbagai peralatan yang sudah distandarisasi oleh Biro Klasifikasi setempat termasuk sistem navigasi maupun komunikasi. Hal ini dikarenakan kedua sistem tersebut sangat berperan pada saat pelayaran terutama pelayaran lintas samudera (ocean going).


Navigation Deck
Sistem navigasi sangat berperan dalam menentukan arah dan letak/ posisi kapal berada maupun obyek-obyek tertentu disekitar kapal, Baik yang berada di atas permukaan maupun dibawah permukaan laut, serta memberikan pedoman arah mata angin agar kapal tersebut selamat sampai di tujuan. Sedangkan sistem komunikasi berperan melakukan komunikasi dalam kapal, antar kapal yang berdekatan maupun dengan wilayah daratan/ pantai.


RADAR Display
Seiring dengan perkembangan teknologi, sistem navigasi dan komunikasi juga mengalami perkembangan yang cukup pesat, yang mengakibatkan mulai ditinggalkannya sebagian dari peralatan konvensional yang dulu pernah dipergunakan.


REFERENCE

  • G. Bole. Extra Master Mariner. FRIN. FNI, W.O. Pineley. Extra Master Mariner. M. Phil, C.E. Nicholls. Master Mariner., BSc., MNI. The Navigation Control Manual
  • Richards. R. hobbs. Comander, US. Naval Reserve. Marine Navigation Piloting and Celestial and Electronic Navigation, 3rd edition.
  • L. Terley and D. Calcutt. Electronic Aid to Navigation Fixing
  • SOLAS


RELATED LINKS

Sistem Komunikasi di kapal
Sistem Navigasi di Kapal

Rabu, 03 Juli 2013

Pelabuhan oh Pelabuhan.... Part 2

Unknown | 00.32
ilustrasi Pelabuhan : Tanjung Priok - Jakarta - Indonesia  | source : http://www.portstrategy.com


a.      Persiapan operasi
1.       Pastikan kondisi peralatan laik operasi (pengecekan dokumen laikoperasi).
2.       Kapasitas peralatan sesuai dengan kondisi kerja (kapasitas yang besar mengakibatkan pemborosan dan yang kecil menyebabkan kesulitandalam melaksanakan pekerjaan).
3.      Penempatan operator yang tepat pada pekerjaannya (Denganpengalaman yang memadai akan menjamin terpeliharanya  peralatan)
4.      Melaksanakan prosedur pemeriksaan sebelum mengoperasikanperalatan (meliputi pemeriksaan kondisi peralatan dan operator).
5.      Melengkapi dengan check list dan buku jurnal
a)     check list : mencatat kelengkapan dan kinerja peralatan & sebagaibukti pertanggungjawaban serah terima peralatan.
b)     Jurnal : mencatat kondisi peralatan selama proses kerja danbagaimana terjadinya kerusakan
b.      Pengawasan
·         Pengawasan/Supervisi berguna untuk :
1.       mencegah penyimpangan teknis
2.       mencegah penyimpangan operasi
3.      mencari langkah-langkah meningkatkan optimalisasi operasiperalatan.
·         Pengawasan dapat dilakukan sesuai tingkat urgensinya. Instrumenpengawasan dapat berupa :
1.       Radio komunikasi
Pengawasan melalui monitoring pada peralatan yang dilengkapi dengan alat radio komunikasi.
2.       Buku Jurnal
Pengawasan dilakukan dengan mempelajari isian buku jurnalyang wajib diisi oleh operator selama pengoperasian peralatan

Dalam pengoperasiannya di pelabuhan, ada beberapa sistem yang digunakan untuk melakukan bongkar muat peti kemas. Sistem tersebut menggunakan kombinasi dari beberapa alat yang telah disebutkan di atas.
1.       Chassis System
Dengan metode ini, perpindahan peti kemas (container) dari kapal ke terminal peti kemas dilakukan oleh Quay Crane / Container crane (Container Crane). Setelah peti kemas (container) telah berada di daratan, maka pergerakan peti kemas akan dilakukan oleh truk chassis.  Satu siklus bongkar muat, membutuhkan 2 kali gerakan dari chasis. Satu chasis truck per tahun menghasilkan gerakan 16.000 kali dengan 8000 kontainer. Satu Container Cranedengan kapasitas 180.000 TEUs per tahun membutuhkan 23-25 chasis truck per tahunnya.
2.       Lift Truck System
Sistem ini menggunakan Front-end Loader sebagai alat utama dalam perpindahan kontainer. Peti kemas diangkut dari dan ke kapal menggunakan Container crane, sedangkan perpindahannya di dalam yard area dan container freight station menggunakan Front-End Loader. Namun saat di gate operation, peti kemas (container) kembali di angkut oleh traktor atau chassis. Satu FLT per tahun menghasilkan gerakan 18.000-24.000 kali dengan 7,000 kontainer. Satu Container Cranedengan kapasitas 180.000 TEUs per tahun membutuhkan 24-26 FLT per tahunnya. Jadi 13-14 di quay dan 13-14 di yard/CFS dan 20-22 chasis.
3.      Straddle Carrier Direct System
Sistem straddle carrier direct system ini tetap menggunakan Container crane untuk mengangkut crane dari kapal menuju ke daratan. Namun saat di yard area, mengggunakan straddle carrier untuk memindahkan peti kemas tersebut. Saat keluar dari terminal peti kemas, gigunakan chassis untuk mengangkutnya. Satu SC per tahun menghasilkan gerakan 25.000-40.000 kali dengan 12-14 ribu kontainer. Satu Container Cranedengan kapasitas 180.000 TEUs per tahun membutuhkan 13-15 SC per
tahunnya. Jadi 6-8 di quay dan 6-7di yard/CFS dan 20-22 chassis.
4.      Straddle Carrier Relay System
Berbeda dengan Straddle Carrier Direct System, sistem straddle carrier relay ini menggunakan Container Crane saat menurunkan peti kemas dari kapal, lalu dari quay di angkut menuju ke yard area dengan menggunakan chassis. Kemudian setelah sampai di tempat penyimpanan, barulah di pakai straddle carrier untuk memindahkan peti kemas. Kemudian pengangkutannya keluar terminal peti kemas tetap dilakukan oleh chassis.Satu chasis di quay untuk proses loading/unloading dan yard +CFS operation oleh SC. Satu Container Crane dengan kapasitas 180.000 TEUs per tahun membutuhkan 10-13 chasis di quay, 10-12 Straddle Carrier dan 10-12 chasis per tahunnya.
5.      Rubber Tyred Gantry (RTG) Crane System
Perpindahan peti kemas dari kapal menuju ke daratan di bantu oleh container crane, di dalam area loading & unloading di bantu oleh alat straddle carrier. Sesampainya di yard area, untuk dapat berpindah ke area lain, maka dipindahkan dengan menggunakan Rubber Tyred Gantry ini, baru setelah peti kemas akan dipindahkan ke luar pelabuhan menuju ke consigne, dipakailah chassis untuk memindahkannya.
6.      Rail Mounted Gantry (RMG) Crane / Combined System
Sistem yang terakhir ini adalah sistem kombinasi dari peralatan - peralatan bongkar muat yang ada. Pertama, saat peti kemas akan diturunkan ke darat, dipakailah quay crane atau container crane. Setelah sampai di darat, peti kemas akan di bawa menuju ke yard area menggunakan straddle carrier. Apabila suatu peti kemas di dalam yard area ingin dipindahkan atau di restacking, maka dapat digunakan rail mounted gantry untuk memindahkannya. Saat container akan dimasukkan ke dalam container freight station, digunakan front end loader. Dalam gate operation, kontainer akan di pindahkan menggunakan traktor atau chassis. Satu RMG per tahun menghasilkan gerakan 100.000-140.000 kali dengan 35-40 ribu kontainer. Satu CC dengan kapasitas 180.000 TEUs per tahun membutuhkan 4-5 RMB per tahunnya. Ditambah 13-15 SC di quay dan 10-14 FLT di CFS dan 20-22 chasis.

PERBANDINGAN BIAYA DAN KINERJA
SISTEM
ANNUAL MOVES (TEUs)
TROUGHPUT (TEUs)
INVEST (JUTA US$)
OPER COST (RIBU US$)
WAKTU KERJA (TAHUN)
TENAGA KERJA (ORANG)
CHASIS
16.000
8.000
0,75-1,0
120-140
10
28, low skill
FLT
16.000 – 24.000
6.000-8.000
0,4-0,5
200-210
8
26,medium
SC
25.000-40.000
12.000-14.000
0,75-0,8
220-250
8-10
22, high
SC RELAY
30.000-45.000
12.000-16.000
0,8-1,0
240-280
8-10
28, high –medium
RTG
60.000-70.000
19.000-21.000
0,75-0,9
240-250
15
20-28 high
RMG
100.000-150.000
35.000-40.000
2,2-5,0
300-350
25
20-28 high

BAB IV
GAMBAR PERALATAN
Gambar di atas merupakan contoh dari Quayside Crane (QC) atau biasa disebut dengan Container Crane (CC).  Sebuah Container crane adalah tipe gantry crane yang dapat ditemukan di terminal peti kemas untuk loading dan unloading intermoda peti kemas dari kapal peti kemas.Container crane terdiri dari kerangka pendukung yang dapat melintasi panjang dermaga atau pekarangan, dan platform bergerak yang disebut "penyebar". Pembentang bisa diturunkan di atas peti kemas dan kunci ke empat titik penguncian peti kemas ("cornercastings"), menggunakan mekanisme twistlock. Cranes biasanya mengangkut satu peti kemas sekaligus, namun beberapa crane baru memiliki kemampuan untuk mengambil dua sampai empat kontainer 20 kaki sekaligus.
Komponennya adalah :
1.       Boom
Berat danstabilitas sistemboompetinju-dengan sisiwater boomdangelagar jembatandimono-desain kotak-telah dioptimalkan. Fitur karakteristikdari struktur ini adalahfaktabahwa itu adalahtunduk padapemeliharaansangat mudah: strukturdapat dengan mudah dicapaidari sisieksteriormelaluimesinrumahtroli daninteriordapat diakses
Sisi water boom terhubung dengan jembatan gelagar melalui rendah pemeliharaanpivot dan ledakan dukungan perangkat penguncian disesuaikan. Ledakan dukungan perangkat kunci-ing aspeciality dari Kocks: tidak hanya melepaskan poros dari beban vertikal tetapi juga menjamin transisi brengsek bebas
2.       Gantry
Gantries Boxer yang kaku dan non-swing-ing, karena kotak desain ringan dengan penguatan oleh diagonal dan bracing Shasa efek yang sangat pintar. Karena fleksibilitas dan kreativitas dalam desain kami, versi dengan Lift personil dan tangga pendakian di leg gantry yang mungkin.
3.      The ties
Sistem dasi canggih terdiri dari sisi air dan ikatan sisi darat membentuk suspensi pasir booming juga menjamin stabilitas khusus derek. Ikatan sisi darat disediakan dengan engsel baja-on-baja.
4.      Akses ke crane
Konsep terpadu Boxer memungkinkan struktur lengkap untuk dicapai dengan mudah dan aman. Oleh karena itu tangga, tangga dan platform melengkapi satu sama lain untuk bagi manusia sistem cerdas akses. Hal ini juga memungkinkan, atas permintaan, tangga senyaman pendakian utama dan / atau lift personel di salah satu kaki gantry.
6.      The Machinery House Trolley
Mesin rumah troli sebagai komponen derek kinerja mendominasi Boxer adalah rekayasa teknis canggih. Ini rumah mekanisme mengangkat disediakan, tergantung pada kebutuhan, dengan memacu gear reducer pusat, dengan dua reduksi gigi memacu terpisah atau dengan dua kotak planetary gear dipasang di drum.Empat drive tunggal-wheel menjamin traksi optimal roda pada kereta rel dan dengan demikian troli dioperasikan tanpa penghalang. Horizontal rol panduan yakin hampir pakai - berjalan bebas dari flange roda kurang
7.      The boom hoist mechanism
Menjamin keamanan maksimum untuk semua komponen derek adalah nilai inti dari Kocks. Hal ini berlaku khususnya dalam kasus ledakan mengangkat winch. Winch ini diatur dalam rumah mesin dalam gantry dan dilengkapi dengan rem keselamatan serta drive darurat. Dengan demikian boom dapat disimpan aman dalam kasus kecepatan yang berlebihan atau kegagalan drive. Drive darurat menjamin gerakan aman ke posisi akhir.
8.      Drivers Cabin
Kabin jenis panorama memberikan banyak kenyamanan dan berbagai visibilitas. Hal ini ditangguhkan langsung di mesin rumah troli, tetapi juga dapat ncoupled dari troli. Dalam hal ini ditarik melalui kereta kabin terpisah.
9.      Mekanisme Perpindahan Crane
Kami juga menetapkan standar berkaitan dengan mekanisme perjalanan crane. Roda tersebut diatur dalam suatu sistem qualising bogiee dan didorong baik sebagai roda tunggal atau berpasangan. Baik sebagai dukungan dari roda atau dalam gear box: bantalan anti-gesekan dari pemasok Eropa adalah suatu keharusan
10.   Peralatan kelistrikan
kontrol listrik diprogram secara bebas juga, adalah rekayasa teknis state-of-the-art. Hal ini didasarkan pada komponen industri disetujui berkomunikasi melalui sistem bus dengan digital tiga fase konverter frekuensi.
BOXER
Dalam konteks ini, Boxer terbukti menjadi sangat efisien dan secara bersamaanperangkat yang handal: dalam kasus operasi angkat tunggal, efek Boxer 40-45 bergerak per jam, di 20 'atau 40' operasi angkat kembar, Boxer menghasilkan ganda hasilnya. Pintar konstruksi desain mesin rumah troli mono-boom box memastikan kontrol optimal beban, baik selama operasi manual atau otomatis mode.Moreover, mode tambahan lengkap operasi dapat direalisasikan, misalnya magnet operasi atau layanan dengan diperebutkan. Jadi container crane murni menjadi crane.When serbaguna bongkar kapal, di atas semua tingkat kinerja tinggi yang diperlukan selama operasi terus-menerus. Boxer adalah salah satu yang paling disukai solusi di seluruh dunia.
Boxer dicirikan sebagai berikut:
-          Harga penanganan tinggi
-          Ketelitian yang tinggi
-          Kecepatan kerja yang tinggi
-          Biaya perawatan rendah
-          Tidak ada gangguan atau gangguan kapal bongkar dengan penggantian tali mengangkat
-          Ketersediaan tinggi
-          Bobot mati rendah
-          Parameter kinerja tinggi tujuh pada alat pengukur derek sempit
-          Umur panjang
Nilai jual kembali yang tinggi

Marine Inside © 2014 | Powered By Blogger

Editor By Anton | Managed By Aviyanto Ltd.